Quote
"If better is possible, good is NOT enough"
~Andrie Wongso~
~Andrie Wongso~
Senin, 19 Mei 2014
bab 6 penutup sabun dan tegangan permukaan
BAB VI
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil praktikum sabun dan tegangan permukaan yang kami lakukan dapat
disimpulkan bahwa, konsentrasi sabun berpengaruh terhadap tegangan suatu
permukaan. Semakin besar konsentrasi detergen semakin kecil tegangan
permukaannya. Pada hasil praktikum kami masih terdapat hasil yang tidak sesuai
dengan teori. Namun, sebagian besar sudah sesuai dengan teori yakni semakin besar
konsentrasi detergen semakin kecil tegangan permukaannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Kholidah.
2013. Tegangan Permukaan. [online] http://kholidah-fisikaupi.blogspot.com. Diakses pada 17 Mei 2014.
bab 5 sabun dan tegangan permukaan
BAB V
PEMBAHASAN
Dari analisis percobaan, dapat
dijelaskan bahwa pada kawat pertama massa kawat adalah 0,5 gram dan tegangan
permukaan yang dihasilkan adalah 4,5×10-2. Pada saat kawat
dicelupkan ke dalam air yang ditambahkan sabun sebanyak 15 ml kawat turun 5,5
cm dengan waktu gelembung meletus 21,0 s. Pada saat kawat dicelupkan ke dalam
air yang ditambahkan sabun sebanyak 35 ml kawat turun 5,5 cm dengan waktu gelembung
meletus 7,0 s. Pada saat kawat dicelupkan ke dalam air yang ditambahkan sabun
sebanyak 55 ml kawat turun 5,5 cm dengan waktu gelembung meletus 4,5 s.
Pada kawat kedua kawat adalah 1,0
gram dan tegangan permukaan yang dihasilkan adalah 7,1×10-2. Pada
saat kawat dicelupkan ke dalam air yang ditambahkan sabun sebanyak 15 ml kawat
turun 7,0 cm dengan waktu gelembung meletus 18,0 s. Pada saat kawat dicelupkan
ke dalam air yang ditambahkan sabun sebanyak 35 ml kawat turun 7,0 cm dengan
waktu gelembung meletus 15,0 s. Pada saat kawat dicelupkan ke dalam air yang
ditambahkan sabun sebanyak 55 ml kawat turun 7,0 cm dengan waktu gelembung
meletus 13,0 s.
Pada kawat pertama massa kawat adalah
0,5 gram dan tegangan permukaan yang dihasilkan adalah 1,0×10-1. Pada
saat kawat dicelupkan ke dalam air yang ditambahkan sabun sebanyak 15 ml kawat
turun 5,5 cm dengan waktu gelembung meletus 24,0 s. Pada saat kawat dicelupkan
ke dalam air yang ditambahkan sabun sebanyak 35 ml kawat turun 5,5 cm dengan
waktu gelembung meletus 13,5 s. Pada saat kawat dicelupkan ke dalam air yang
ditambahkan sabun sebanyak 55 ml kawat turun 5,5 cm dengan waktu gelembung
meletus 12,3 s.
Pada kawat pertama massa kawat adalah
0,5 gram dan tegangan permukaan yang dihasilkan adalah 1,36. Pada saat kawat
dicelupkan ke dalam air yang ditambahkan sabun sebanyak 15 ml kawat turun 5,5
cm dengan waktu gelembung meletus 23,5 s. Pada saat kawat dicelupkan ke dalam
air yang ditambahkan sabun sebanyak 35 ml kawat turun 5,5 cm dengan waktu
gelembung meletus 22,1 s. Pada saat kawat dicelupkan ke dalam air yang
ditambahkan sabun sebanyak 55 ml kawat turun 5,5 cm dengan waktu gelembung
meletus 15,7 s.
Pada kawat pertama massa kawat adalah
0,5 gram dan tegangan permukaan yang dihasilkan adalah 1,3×10-1.
Pada saat kawat dicelupkan ke dalam air yang ditambahkan sabun sebanyak 15 ml
kawat turun 6,0 cm dengan waktu gelembung meletus 25,7 s. Pada saat kawat
dicelupkan ke dalam air yang ditambahkan sabun sebanyak 35 ml kawat turun 6,0
cm dengan waktu gelembung meletus 18,5 s. Pada saat kawat dicelupkan ke dalam
air yang ditambahkan sabun sebanyak 55 ml kawat turun 6,0 cm dengan waktu
gelembung meletus 24,3 s.
Pada kawat pertama massa kawat adalah
0,5 gram dan tegangan permukaan yang dihasilkan adalah 1,5×10-1.
Pada saat kawat dicelupkan ke dalam air yang ditambahkan sabun sebanyak 15 ml
kawat turun 6,8 cm dengan waktu gelembung meletus 30,0 s. Pada saat kawat
dicelupkan ke dalam air yang ditambahkan sabun sebanyak 35 ml kawat turun 6,8
cm dengan waktu gelembung meletus 22,0 s. Pada saat kawat dicelupkan ke dalam
air yang ditambahkan sabun sebanyak 55 ml kawat turun 6,8 cm dengan waktu
gelembung meletus 18,5 s.
Dari hasil percobaan yang kami
lakukan dengan hasil yang kami peroleh terdapat hasil yang tidak sesuai dengan
teori yakni pada data ke-5 pada massa kawat bermassa 1,6g. Data ke-5 tersebut
kidak sesuai dengan teori dikarenakan kesalahan praktikan dalam pengadukan
sabun dengan air yang kurang homogen.
Grafik
1. Hubungan massa kawat dengan Tegangan Permukaan
Pengaruh sabun terhadap tegangan
permukaan ditinjau dari waktu gelembung meletus adalah Semakin tinggi
konsentrasi air sabun, semakin cepat waktu gelembung meletusnya.
bab 4 sabun dan permukaan
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A.
DATA
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Sabun dan
Tegangan Permukaan
No
|
Massa Kawat (m±0,1)gr
|
Waktu Gelembung Meletus (t±0,1)s
|
Hasil Pengamatan
Panjang (l±0,1)cm
|
Tegangan Permukaan (N/m)
|
||
15 ml
|
35 ml
|
55 ml
|
||||
1.
|
0,5
|
21,0
|
7,0
|
4,5
|
Kawat
turun 5,5 cm
|
4,5×10-2
|
2.
|
1,0
|
18,0
|
15,0
|
13,0
|
Kawat turun 7,0 cm
|
7,1×10-2
|
3.
|
1,1
|
24,0
|
13,5
|
12,3
|
Kawat
turun 5,5 cm
|
1,0×10-1
|
4.
|
1,5
|
23,5
|
22,1
|
15,7
|
Kawat turun 5,5 cm
|
1,36
|
5.
|
1,6
|
25,7
|
18,5
|
24,3
|
Kawat
turun 6,0 cm
|
1,3×10-1
|
6.
|
2
|
30,0
|
22,0
|
18,5
|
Kawat turun 6,8 cm
|
1,5×10-1
|
B.
ANALISIS
Berdasarkan percobaan
yang telah kami lakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :
Pada kawat pertama massa kawat adalah
0,5 gram dan tegangan permukaan yang dihasilkan adalah 4,5×10-2.
Pada saat kawat dicelupkan ke dalam air yang ditambahkan sabun sebanyak 15 ml
kawat turun 5,5 cm dengan waktu gelembung meletus 21,0 s. Pada saat kawat
dicelupkan ke dalam air yang ditambahkan sabun sebanyak 35 ml kawat turun 5,5
cm dengan waktu gelembung meletus 7,0 s. Pada saat kawat dicelupkan ke dalam
air yang ditambahkan sabun sebanyak 55 ml kawat turun 5,5 cm dengan waktu gelembung
meletus 4,5 s.
Pada kawat kedua kawat adalah 1,0
gram dan tegangan permukaan yang dihasilkan adalah 7,1×10-2. Pada
saat kawat dicelupkan ke dalam air yang ditambahkan sabun sebanyak 15 ml kawat
turun 7,0 cm dengan waktu gelembung meletus 18,0 s. Pada saat kawat dicelupkan
ke dalam air yang ditambahkan sabun sebanyak 35 ml kawat turun 7,0 cm dengan
waktu gelembung meletus 15,0 s. Pada saat kawat dicelupkan ke dalam air yang
ditambahkan sabun sebanyak 55 ml kawat turun 7,0 cm dengan waktu gelembung
meletus 13,0 s.
Pada kawat pertama massa kawat adalah
0,5 gram dan tegangan permukaan yang dihasilkan adalah 1,0×10-1.
Pada saat kawat dicelupkan ke dalam air yang ditambahkan sabun sebanyak 15 ml
kawat turun 5,5 cm dengan waktu gelembung meletus 24,0 s. Pada saat kawat
dicelupkan ke dalam air yang ditambahkan sabun sebanyak 35 ml kawat turun 5,5
cm dengan waktu gelembung meletus 13,5 s. Pada saat kawat dicelupkan ke dalam
air yang ditambahkan sabun sebanyak 55 ml kawat turun 5,5 cm dengan waktu gelembung
meletus 12,3 s.
Pada kawat pertama massa kawat adalah
0,5 gram dan tegangan permukaan yang dihasilkan adalah 1,36. Pada saat kawat
dicelupkan ke dalam air yang ditambahkan sabun sebanyak 15 ml kawat turun 5,5
cm dengan waktu gelembung meletus 23,5 s. Pada saat kawat dicelupkan ke dalam
air yang ditambahkan sabun sebanyak 35 ml kawat turun 5,5 cm dengan waktu gelembung
meletus 22,1 s. Pada saat kawat dicelupkan ke dalam air yang ditambahkan sabun
sebanyak 55 ml kawat turun 5,5 cm dengan waktu gelembung meletus 15,7 s.
Pada kawat pertama massa kawat adalah
0,5 gram dan tegangan permukaan yang dihasilkan adalah 1,3×10-1.
Pada saat kawat dicelupkan ke dalam air yang ditambahkan sabun sebanyak 15 ml
kawat turun 6,0 cm dengan waktu gelembung meletus 25,7 s. Pada saat kawat
dicelupkan ke dalam air yang ditambahkan sabun sebanyak 35 ml kawat turun 6,0
cm dengan waktu gelembung meletus 18,5 s. Pada saat kawat dicelupkan ke dalam
air yang ditambahkan sabun sebanyak 55 ml kawat turun 6,0 cm dengan waktu
gelembung meletus 24,3 s.
Pada
kawat pertama massa kawat adalah 0,5 gram dan tegangan permukaan yang
dihasilkan adalah 1,5×10-1. Pada saat kawat dicelupkan ke dalam air yang
ditambahkan sabun sebanyak 15 ml kawat turun 6,8 cm dengan waktu gelembung
meletus 30,0 s. Pada saat kawat dicelupkan ke dalam air yang ditambahkan sabun
sebanyak 35 ml kawat turun 6,8 cm dengan waktu gelembung meletus 22,0 s. Pada
saat kawat dicelupkan ke dalam air yang ditambahkan sabun sebanyak 55 ml kawat
turun 6,8 cm dengan waktu gelembung meletus 18,5 s.
BAB 3 sabun dan tegangan permukaan
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. RANCANGAN PERCOBAAN
B.
Alat
dan Bahan
Alat
:
1. Gelas
beker 500 ml 3 buah
2. Kawat
loop pengukur tegangan permukaan 6
buah
3. Gelas
ukur 10 ml 1
buah
Bahan
1. Sabun
mandi cair Secukupya
2. Air Secukupnya
C.
Variabel
Adapun variabel yang
digunakan ialah :
a. Variabel
manipulasi : Konsentrasi
sabun cair, massa kawat
b.
Variabel control : jenis gelas beker, volume air, jenis
gelas ukur
c. Variabel
respon : Panjang
kawat yang turun, waktu permukaan meletus
D.
Langkah
Percobaan
1. Mengukur
volume sabun mandi cair sebanyak 105
ml
dengan menggunakan gelas ukur
2. Menuangkan
15ml sabun mandi cair ke
dalam gelas beker yang berisi 300
ml air
3. Mengaduk
air dengan sabun mandi cair sampai rata atau berbusa
4. Memasukkan
kawat ke dalam larutan sabun sampai tercelup
5. Mengangkat
kawat dan amati panjang maksimal kawat yang turun serta catat waktu sampai
meletusnya gelembung.
6. Catatlah
hasil pengamatnmu ke dalam tabel pengamatan
7. Mengulangi
langkah 1-6 untuk 6 jenis kawat
8. Mengulangi
langkah 1-7 untuk konsentrasi sabun sebesar 35ml
dan 55ml.
E.
Alur
Percobaan
![]() |
bab 2 dasar teori sabun dan tegangan permukaan
BAB II
KAJIAN
TEORI
A. Pengertian
Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair
(fluida) yang berada dalam keadaan diam (statis). Tegangan permukaan γ
didefinisikan sebagai gaya F persatuan panjang L yang bekerja tegak lurus pada
setia garis di permukaan fluida.
γ = F/L
Tegangan antar muka adalah gaya persatuan
panjang yang terdapat pada antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur.
Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari pad tegangan permukaan karena gaya
adhesi antara dua cairan tidak bercampur lebih besar dari pada adhesi antara
cairan dan udara (Hamid, 2010)
Tegangan permukaan terjadi karena
permukaan zat cair cenderung untuk menegang, sehingga permukaannya tampak
seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara
molekul air. Pada zat cair yang adesiv berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih
kecil dari pada gaya adesinya dan pada zat yang non-adesiv berlaku sebaliknya.
Salah satu model peralatan yang sering digunakan untuk mengukur tegangan
permukaan zat cair adalah pipa kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada
sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu sudut yang dibentuk oleh
permukaan zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut kontak ini timbul akibat
gaya tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik
antara molekul zat yang berbeda (adesi).
Molekul biasanya saling tarik-menarik. Dibagian dalam cairan, setiap molekul
cairan dikelilingi oleh molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di
bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya karena molekul cairan
tarik-menarik satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya
nol pada molekul yang berada di bagian dalam caian. Sebaliknya molekul cairan
yang terletak di permukaan di tarik oleh molekul cairan yang berada di samping
dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah
ke bawah karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak
di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya dengan menyusut sekuat
mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah
tertutup oleh selaput elastis yang tipis. Fenomena ini kita kenal dengan
istilah tegangan permukaan.
B. Persamaan Tegangan Permukaan.
Untuk
membantu kita menurunkan persamaan tegangan permukaan, kita tinjau sebuah kawat
yang membentuk huruf U. sebuah kawat lain yang berbentuk lurus dikaitlan pada
kedua kaki kawat U, dimana kawat lurus tersebut dapat digerakkan. Jika kawat
ini dimasukkan ke dalam larutan sabun, maka setelah dikeluarkan akan terbentuk
lapisan air sabun pada pada permukaan kawat tersebut. Karena kawat lurus dapat
digerakkan dan massanya tidak terlalu besar, maka lapisan air sabun akan memberi
gaya tegangan permukaan pada kawat lurus bergerak keatas (perhatikan arah
panah). Untuk mempertahankan kawat lurus tidak bergerak (kawat berada dalam
kesetimbangan), maka diperlukan gaya total yang arahnya kebawah, dimana
besarnya gaya total adalah F= W+T Dalam kesetimbangan, F = gaya tegangan
permukaan yang dikerjakan oleh lapisan air sabun pada kawat lurus.
Gambar
1. Peralatan kawar berbentuk U untuk tempt suatu lapis tipis cairan untuk
mengukur tegangan permukaan (γ=F/2L)
Misalkan
panjang kawat lurus adalah l. Karena lapisan air sabun yang menyentuh kawat
lurus memiliki dua permukaan, maka gaya tegangan permukaan yang ditimbulkan oleh
lapisan air sabun bekerja sepanjang 2l. Tegangan permukaan pada
lapisan sabun merupakan perbandingan antara gaya tegangan permukaan (F)dengan
panjang permukaan di mana gaya bekerja (d). Untuk kasus ini, panjang permukaan
adalah 2l. Secara matematis, ditulis :
Karena tegangan permukaan merupakan perbandingan
antara Gaya tegangan permukaan dengan Satuan panjang,
maka satuan tegangan permukaan adalah Newton per meter (N/m) atau dyne per
centimeter (dyn/cm).
1 dyn/cm = 10-3 N/m = 1
mN/m. Pada dasarnya tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya suhu dan zat terlarut. Dimana keberadaan zat
terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi besarnya tegangan permukaan
terutama molekul zat yang berada pada permukaan cairan berbentuk lapisan
monomolecular yang disebut dngan molekul surfaktan.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Tegangan Permukaan
1. Suhu
Tegangan
permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya energy kinetik
molekul
2. Zat terlarut (solute)
Keberadaan
zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan permukaan.
Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan, sehingga tegangan
permukaan akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang berada dipermukaan
cairan membentuk lapisan monomolecular, maka akan menurunkan tegangan
permukaan, zat tersebut biasa disebut dengan surfaktan.
3. Surfaktan
Surfaktan
(surface active agents), zat yang dapat menurunkan tegangan permukaan, karena
cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan
mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun
merupakan salah satu contoh dari surfaktan. Sturktur surfaktan secara 3 dimensi
:
Molekul
surfaktan yang bersifat amfifil yaitu suatu molekul yang mempunyai dua ujung
yang terpisah, yaitu ujung polar (hidrofilik) dan ujung non polar (hidrifobik).
Sifat surfaktan yang amfifil menyebabkan surfaktan di adsorpsi pada antar muka
baik itu cair/gas (yang tidak saling bercampur).
Surfaktan
akan selalu berada pada antar muka suatu cairan (berbeda jenis), bila jumlah
gugus hidrofil dan lipofilnya seimbang. Tapi, apabila suatu surfaktan memiliki
gugus hidrofil lebih besar lipofil, maka surfaktan akan lebih berada pada fase
air dan sedikit berada pada antar muka. Sebaliknya, bila suatu surfaktan
memiliki gugus hidrofil lebih kecil dari lipofil maka surfaktan akan lebih
berada pada fase minyak dan sedikit berada pada antar muka. Surfaktan dapat
digunakan menjadi dua golongan besar yaitu, surfaktan yang larut dalam minyak
dan surfaktan yang larut dalam pelarut air. Surfaktan yang larut dalam minyak :
Ada tiga yang termasuk dalam golongan ini, yaitu senyawa polar berantai
panjang, senyawa fluorocarbon, dan senyawa silicon.
Surfaktan
yang larut dalam pelarut air : Golongan ini banyak digunakan antara lain
sebagai zat pembasah, zat pembusa, zat pengemulsi, zat anti busa, detergen, zat
flotasi, mencegah korosi, dan lai-lain. Ada empat yang temasuk dalam golongan
ini yaitu surfaktan anion yang bermuatan negative, surfaktan yang bermuatan
positif, surfaktan nonion yang tak terionisasi dalam larutan, dan surfaktan
amfoter yang bermuatan negative dan positif bergantung pada pH-nya.
Surfaktan
menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatan-ikatan hydrogen pada
permukaan. Hal ini dilakukan dengan menaruh kepala-kepala hidrofiliknya
terentang menjauhi permukaan air. Sabun dapat membentuk misel (miceves), suatu
molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus ujung ion.
Bagian hidrokarbon dari molekul sabun bersifat hidrofobik dan larut dalam
zat-zat non polar, sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air.
Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan
tidaklah benar-benar larut dalam air, tetapi dengan mudah akan tersuspensi di
dalam air. Larutan surfaktan dalam air menunjukkan perubahan sifat fisik yang
mendadak pada daerah konsentrasi yang tertentu. Perubahan yang mendadak ini
disebabkan oleh pembentukan agregat atau penggumpalan dari beberapa molekul
surfaktan menjadi satu, yaitu pada konsentrasi kritik misel (KMK).
Tegangan
permukaan juga merupakan sifat fisik yang berhubungan dengan gaya antarmolekul
dalam cairan dan didefinisikan sebagai hambatan peningkatan luas permukaan
cairan. Awalnya tegangan permukaan didefinisikan pada antar muka cairan dan
gas. Namun, tegangan yang mirip juga ada pada tegangan antar muka
cairan-cairan, atau padatan dan gas. Tegangan semacam ini secara umum disebut
dengan tegangan antar muka.
Langganan:
Postingan (Atom)