LAPORAN
FLUIDA
UJI
KERENYAHAN
OLEH
2.
Choirotul
Farichah (123654211)
3.
Alvin Dwi Novila (123654213)
4.
A.H. Bahroini
Ilma (123654233)
5. Danang Setiawan (123654242)
5. Danang Setiawan (123654242)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS
2014
ABSTRAK
Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk semula setelah
gaya dari luar yang diberikan kepada benda dilepaskan. Salah
satu contoh benda yang mempunyai elastisitas adalah makanan. Pengujian makanan
secara umum meliputi pengujian subjektif dan objektif. Pengujian subjektif melibatkan panca indera, biasanya melalui uji
mutu organoleptik. Sedangkan pengujian objektif menggunakan parameter-parameter
pada bidang fisika, biologi, dan kimia. Untuk memahami konsep elastistas, kami
melakukan uji kerenyahan secara objektif dengan parameter fisis. Uji kerenyahan
kerupuk dilakukan dengan metode menimbang penyangga dengan kerupuk menggunakan
neraca digital, kemudian menekan kerupuk dengan menggunakan penekan hingga
kerupuk patah, dan dilihat massa tepat pada saat kerupuk patah. Variabel yang
dimanipulasi yaitu jenis kerupuk. Masing-masing kerupuk memiliki tingkat
elastisitas dan kerenyahan yang berbeda.
Kata
kunci: elastisitas, kerenyahan, parameter fisis, organoleptik
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah elastis.
Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk semula setelah
gaya dari luar yang diberikan kepada benda dilepaskan. Salah satu contoh benda
yang mempunyai elastisitas adalah makanan. Pengujian makanan secara umum
meliputi pengujian subjektif dan objektif. Pengujian subjektif melibatkan panca indera, biasanya melalui uji
mutu organoleptik. Sedangkan pengujian objektif menggunakan parameter-parameter
pada bidang fisika, biologi, dan kimia. Untuk memahami konsep elastistas, kami
melakukan uji kerenyahan secara objektif dengan parameter fisis.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
mengidentifikasi dan menguji kerenyahan kerupuk secara fisika dengan alat
sederhana?
2. Bagaimana
pengaruh jenis bahan terhadap kerenyahan kerupuk?
C. Tujuan
1. Mengidentifikasi
dan menguji kerenyahan kerupuk secara fisika dengan alat sederhana.
2. Menyelidiki
pengaruh jenis bahan terhadap kerenyahan kerupuk.
D. Hipotesis
Jenis
kerupuk berpengaruh terhadap kerenyahan
BAB
II
KAJIAN
TEORI
Elastisitas
adalah sifat suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya setelah gaya luar di
hilangkan. Sebuah benda dikatakan elastik sempurna jika setelah gaya
penyebab perubahan bentuk di hilangkan.Banyak benda yang hampir elastik sempurna,
yaitu sampai depormasi yang terbatas disebut limit elastiknya,dan apabila
gaya-gaya dihilangkan , maka benda tersebut tidak kembali kebentuk semula
. Beberapa bahan mendekati sifat tidak elastik sempurna dan menujukkan
tdak ada kecenderungan untk kembali kebentuk semula setelah gaya dihilangkan.
Bahan ini disebut bersifat pelastik .Sebenarnya perbedaan antara sifat elastik
dan pelastik. Hanyalah terletak pada tingkatan dalam besar atau kecilnya
deformasi yang terjadi.Anggap saja benda-benda ini bersifat homogen dan
isotropik.Homogen berarti pada setiap bagian benda mempunyai kerapatan
sama.Sedangkan isotropik artinya pada setiap titik pada benda mempunyai
sifat-sifat fisis sama kesegala arah(Ganijanti Aby Sarojo, 2002:318).
Jika
besar perpanjangan δx lebih kecil dibandingkan dengan panjang benda, eksperimen
menunjukkan bahwa δL sebanding dengan berat atau gaya yang diberikan pada
benda. Perbandingan ini dapat kita tuliskan dalam persamaan:
Di
sini F menyatakan gaya yang menarik benda, δL adalah perubahan panjang dan k
adalah konstanta pembanding. Ternyata persamaan tersebut berlaku untuk hampir
semua materi padat dari besi sampai tulang, tetapi hanya sampai suatu batas
tertentu. Karena jika gaya terlalu besar, benda meregang sangat besar dan akhirnya
patah. Ternyata untuk gaya yang sama, besar regangan sebanding dengan panjang
awal dan berbanding terbalik dengan luas penampang lintang. Yaitu; makin
panjang benda makin besar pertambahan panjangnya untuk suatu gaya tertentu; dan
makin tebal benda tersebut, makin kecil pertambahan panjangnya(Giancolli,
2001:299).
Tegangan (stress) atau gaya pendeformasi persatuan luas menghasilkan regangan
(strain) atau deformasi satuan. Spesimen bersangkutan berdeformasi secara
permanen pada waktu tegangan sama dengan kekuatan luluh material atau bahan.
Baja patah ketika tegangan sama dengan kekuatan batas material. Pada rentang
rekayasa teknik tegangan dan regangan sebanding satu sama lain (David Halliday,
2009:505).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar