Hormon tumbuhan adalah senyawa
organik yang disentesis di salah satu bagian tumbuhan dan dipindahkan ke bagian
lain, dan pada konsentrasi yang sangat rendah mampu menimbulkan suatu respon
fisiologis. Hormon adalah molekul-molekul yang kegiatannya mengatur
reaksi-reaksi metabolik penting. Molekul-molekul tersebut dibentuk di
dalam organisme dengan proses metabolik dan tidak berfungsi didalam nutrisi
(Heddy, 1989).
Hormon tanaman dapat diartikan luas,
baik yang buatan maupun yang asli serta yang mendorong ataupun yang menghambat
pertumbuhan (Overbeek,1950 dalam Kusumo, 1984). Pada kadar rendah
tertentu hormon/zat tumbuh akan mendorong pertumbuhan, sedangkan pada kadar
yang lebih tinggi akan menghambat pertumbuhan, meracuni, bahkan mematikan
tanaman (Kusumo,1984). Hormon yang telah dikenal: auksin, sitokinin,
giberelin, asam absisat dan etilen.
Hormon Auksin
Auksin banyak disusun di jaringan
meristem di dalam ujung-ujung tanaman seperti pucuk, kuncup bunga, tunas daun
dan lain-lainnya lagi (Dwidjoseputro, 1990).
Kusumo (1984) menyatakan perakaran yang timbul
pada stek disebabkan oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun.
Tunas yang sehat pada batang adalah sumber auksin dan merupakan faktor penting
dalam perakaran.
Tempat sintesis utama auksin pada
tanaman yaitu di daerah meristem apikal tunas ujung. IAA yang diproduksi
di tunas ujung tersebut diangkut ke bagian bawah dan berfungsi mendorong
pemanjangan sel batang. IAA mendorong pemanjangan sel batang
hanya pada konsentrasi tertentu yaitu 0,9 g/l. Di atas konsentrasi tersebut IAA
akan menghambat pemanjangan sel batang. Pengaruh menghambat ini kemungkinan
terjadi karena konsentrasi IAA yang tinggi mengakibatkan
tanaman mensintesis ZPT lain yaitu etilen yang memberikan pengaruh berlawanan
dengan IAA.
Jumlah kadar auksin yang terdapat
pada organ stek bervariasi. Pada stek yang memiliki kadar auksin lebih tinggi,
lebih mampu menumbuhkan akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi
daripada stek yang memiliki kadar yang rendah. Sebagaimana diketahui bahwa
auksin adalah jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi
sebagai katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab
perpanjangan sel (Alrasyid dan Widiarti, 1990).
Ada beberapa macam hormon dari
kelompok auksin ini, antara lain adalah IAA (Indole Acetic Acid), NAA (Napthalen
Acetic Acid) dan IBA (Indole Butyric Acid).
·
Fungsi utama dari hormon auksin :
mempengaruhi pertambahan panjang batang, pertumbuhan, diferensiasi dan
percabangan akar; perkembangan buah; dominansi apikal; fototropisme dan
geotropisme.
·
Tempat dihasilkan dan lokasinya pada
tumbuhan : Meristem apikal tunas ujung, daun muda, embrio dalam biji.
Hormon Sitokinin
Sitokinin merupakan ZPT yang
mendorong pembelahan (sitokinesis). Beberapa macam sitokinin
merupakan sitokinin alami (misal : kinetin, zeatin) dan beberapa lainnya
merupakan sitokinin sintetik. Sitokinin alami dihasilkan pada jaringan
yang tumbuh aktif terutama pada akar, embrio dan buah. Sitokinin yang
diproduksi di akar selanjutnya diangkut oleh xilem menuju sel-sel target pada
batang.
Hormon Giberelin
Pada tahun 1926, ilmuwan Jepang
(Eiichi Kurosawa) menemukan bahwa cendawan Gibberella fujikuroi
mengeluarkan senyawa kimia yang menjadi penyebab penyakit tersebut. Senyawa
kimia tersebut dinamakan Giberelin. Belakangan ini, para peneliti
menemukan bahwa giberelin dihasilkan secara alami oleh tanaman yang
memiliki fungsi sebagai ZPT. Penyakit rebah kecambah ini akan muncul pada
saat tanaman padi terinfeksi oleh cendawan Gibberella fujikuroi yang
menghasilkan senyawa giberelin dalam jumlah berlebihan.
Hormon Asam Absisat (ABA)
Musim dingin atau masa kering
merupakan waktu dimana tanaman beradaptasi menjadi dorman (penundaan
pertumbuhan). Pada saat itu, ABA yang dihasilkan oleh kuncup menghambat
pembelahan sel pada jaringan meristem apikal dan pada kambium pembuluh sehingga
menunda pertumbuhan primer maupun sekunder. ABA juga memberi sinyal pada
kuncup untuk membentuk sisik yang akan melindungi kuncup dari kondisi
lingkungan yang tidak menguntungkan. Dinamai dengan asam absisat karena
diketahui bahwa ZPT ini menyebabkan absisi/rontoknya daun tumbuhan pada
musim gugur. Nama tersebut telah popular walaupun para peneliti tidak pernah
membuktikan kalau ABA terlibat dalam gugurnya daun.
Hormon Etilen
Ahli biologi tumbuhan menduga bahwa
pematangan buah yang disimpan di dalam gudang tersebut sebenarnya berkaitan
dengan produksi etilen yaitu gas hasil pembakaran minyak tanah. Sekarang
diketahui bahwa tumbuhan secara alami menghasilkan etilen yang
merupakan ZPT yang berperan memacu penuaan termasuk pematangan buah.
Sumber : http://www.fisiologi-pohon.com/
2 komentar:
menurut saya artikel ini sudah menarik. Bahasa yang digunakan mudah dimengerti dan dipahami,untuk secara keseluruhan artikel ini bagus, baik digunakan untuk menambah pengetahuan bagi pembaca :)lanjutkan
(y)
Menurut saya artikel ini cukup menarik, dapat menambah wawasan bagi pembaca :) dan menjadi lebih mengerti. Terimakasih dan tampilan blognya bagus :)
Posting Komentar