Quote

"If better is possible, good is NOT enough"

~Andrie Wongso~

Senin, 12 Mei 2014

Laporan Elastisitas: Uji Kerenyahan (Bab I & II)


LAPORAN FLUIDA
UJI KERENYAHAN



OLEH
       1.        Oky Purwo Teo Pambudi        (123654054)
       2.        Choirotul Farichah                  (123654211)
                              3.        Alvin Dwi Novila                    (123654213) 
4.        A.H. Bahroini Ilma                  (123654233) 
5.        Danang Setiawan                    (123654242)


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS
2014




ABSTRAK



Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk semula setelah gaya dari luar yang diberikan kepada benda dilepaskan. Salah satu contoh benda yang mempunyai elastisitas adalah makanan. Pengujian makanan secara umum meliputi pengujian subjektif dan objektif. Pengujian subjektif  melibatkan panca indera, biasanya melalui uji mutu organoleptik. Sedangkan pengujian objektif menggunakan parameter-parameter pada bidang fisika, biologi, dan kimia. Untuk memahami konsep elastistas, kami melakukan uji kerenyahan secara objektif dengan parameter fisis. Uji kerenyahan kerupuk dilakukan dengan metode menimbang penyangga dengan kerupuk menggunakan neraca digital, kemudian menekan kerupuk dengan menggunakan penekan hingga kerupuk patah, dan dilihat massa tepat pada saat kerupuk patah. Variabel yang dimanipulasi yaitu jenis kerupuk. Masing-masing kerupuk memiliki tingkat elastisitas dan kerenyahan yang berbeda.


Kata kunci: elastisitas, kerenyahan, parameter fisis, organoleptik




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Dalam kehidupan sehari-hari,  kita sering mendengar istilah elastis. Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk semula setelah gaya dari luar yang diberikan kepada benda dilepaskan. Salah satu contoh benda yang mempunyai elastisitas adalah makanan. Pengujian makanan secara umum meliputi pengujian subjektif dan objektif. Pengujian subjektif  melibatkan panca indera, biasanya melalui uji mutu organoleptik. Sedangkan pengujian objektif menggunakan parameter-parameter pada bidang fisika, biologi, dan kimia. Untuk memahami konsep elastistas, kami melakukan uji kerenyahan secara objektif dengan parameter fisis.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana mengidentifikasi dan menguji kerenyahan kerupuk secara fisika dengan alat sederhana?
2.      Bagaimana pengaruh jenis bahan terhadap kerenyahan kerupuk?
C.     Tujuan
1.      Mengidentifikasi dan menguji kerenyahan kerupuk secara fisika dengan alat sederhana.
2.      Menyelidiki pengaruh jenis bahan terhadap kerenyahan kerupuk.
D.    Hipotesis
Jenis kerupuk berpengaruh terhadap kerenyahan


BAB II
KAJIAN TEORI

Elastisitas adalah sifat suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya setelah gaya luar di hilangkan. Sebuah benda dikatakan elastik sempurna jika setelah gaya penyebab  perubahan bentuk di hilangkan.Banyak benda yang hampir elastik sempurna, yaitu sampai depormasi yang terbatas disebut limit elastiknya,dan apabila gaya-gaya  dihilangkan , maka benda tersebut tidak kembali kebentuk semula . Beberapa bahan mendekati sifat tidak elastik sempurna dan menujukkan  tdak ada kecenderungan untk kembali kebentuk semula setelah gaya dihilangkan. Bahan ini disebut bersifat pelastik .Sebenarnya perbedaan antara sifat elastik dan pelastik. Hanyalah terletak pada tingkatan dalam besar atau kecilnya deformasi yang terjadi.Anggap saja benda-benda ini bersifat homogen dan isotropik.Homogen berarti pada setiap bagian benda mempunyai  kerapatan sama.Sedangkan isotropik artinya pada setiap titik pada benda mempunyai sifat-sifat fisis sama kesegala arah(Ganijanti Aby Sarojo, 2002:318).
Jika besar perpanjangan δx lebih kecil dibandingkan dengan panjang benda, eksperimen menunjukkan bahwa δL sebanding dengan berat atau gaya yang diberikan pada benda. Perbandingan ini dapat kita tuliskan dalam persamaan:
Di sini F menyatakan gaya yang menarik benda, δL adalah perubahan panjang dan k adalah konstanta pembanding. Ternyata persamaan tersebut berlaku untuk hampir semua materi padat dari besi sampai tulang, tetapi hanya sampai suatu batas tertentu. Karena jika gaya terlalu besar, benda meregang sangat besar dan akhirnya patah. Ternyata untuk gaya yang sama, besar regangan sebanding dengan panjang awal dan berbanding terbalik dengan luas penampang lintang. Yaitu; makin panjang benda makin besar pertambahan panjangnya untuk suatu gaya tertentu; dan makin tebal benda tersebut, makin kecil pertambahan panjangnya(Giancolli, 2001:299).
            Tegangan (stress) atau gaya pendeformasi persatuan luas menghasilkan regangan (strain) atau deformasi satuan. Spesimen bersangkutan berdeformasi secara permanen pada waktu tegangan sama dengan kekuatan luluh material atau bahan. Baja patah ketika tegangan sama dengan kekuatan batas material. Pada rentang rekayasa teknik tegangan dan regangan sebanding satu sama lain (David Halliday, 2009:505).


 








                                                                                                                             

Tidak ada komentar: